Kamis, 24 Mei 2012

Biogas


Pembuatan system instalasi biogas yang paling sederhana.
 Ada beberapa peralatan penting yang harus kita buat untuk instalasi biogas, yaitu:
  1. Bak pencampur umpan biogas
  2. Bak fermentasi biogas
  3. Tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas
  4. Tabung penampung biogas
https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/222466_253138091365006_240898645922284_1142048_2387963_n.jpg

                                     Skema tata letak bak pencampur dan fermentasi biogas
 Dalam pembuatan sistem biogas secara sederhana peletakan peralatan berdasarkan ketinggian sangatlah penting, karena kita hanya mengandalkan gravitasi saja untuk mengalirkan cairan atau dengan kata lain tidak menggunakan pompa. Maka perlu dipastikan pada saat pembuatan bak pencampur dan bak fermentasi biogas ketinggian atau kedalaman adalah sangat penting. Dengan alasan tersebut akan sangat menguntungkan jika instalasi biogas ini dibuat pada lokasi yang memiliki kemiringan tertentu, sehingga akan mengurangi kerja-kerja penggalian.
 Bak Fermentasi Biogas
  1. Menentukan lokasi yang akan kita gunakan untuk bak fermentasi dan bak pencampuran umpan biogas. Sebaiknya lokasi berdekatan dengan kandang dan tidak dekat dengan pepohonan yang memiliki akar kuat dan besar.
  2. Kemudian lakukan penggalian tanah seperti diagram berikut :

https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/252181_253139741364841_240898645922284_1142052_353269_n.jpg

                                                               Skema penggalian tanah

3. Bersihkan lubang galian dari benda-benda tajam, seperti batu dan akar, yang dapat merusak bak fermentasi biogas.
4. Tancapkan bilah bambu di sekeliling lubang untuk menghindari longsoran tanah ke dalam lubang.
5. Letakan sabut kelapa (bila memungkinkan) di dasar dan sekeliling lubang untuk memberikan dudukan yang empuk bagi bak fermentasi biogas.
6. Letakan lembaran plastik terpal sebagai alas akhir untuk bak fermentasi biogas.
7. Potong gulungan plastik PE tubular diameter 100 cm dengan panjang 16 meter, ½ meter pada sisi kanan dan kiri akan digunakan untuk mengikat plastik tersebut pada pipa PVC.
8. Potong ban dalam mobil sepanjang 1 meter dengan lebar 2 cm sebanyak 6 buah.
9. Potong pipa PVC 3” sepanjang 75 cm untuk pipa umpan.
10. Kerutkan salah satu sisi plastik dengan PVC di dalamnya, ikat plastik menggunakan potongan karet ban. Mulakan pengikatan dari jarak ½ meter dari ujung plastik, gunakan 3 buah potongan karet.
11. Buat jalur keluar gas dengan melubangi plastik dengan diameter 1½” cm, lubang dibuat di sisi yang berlainan dengan jalur umpan (lihat skema tata letak bak pencampur dan fermentasi biogas).
12. Berikut pembuatan rangkaian jalur gas keluar, socket drat dalam PVC ½” – gasket karet (dibuat dari karet ban dalam) – plastik bak fermentasi – gasket karet – socket drat luar PVC ½” – pipa PVC ½” – ball valve PVC ½” - pipa PVC ½” - socket drat dalam PVC ½” – nipel selang ½”.
13. Potong pipa PVC 3” sepanjang 40 cm dan 1 meter untuk pipa overflow atau pipa buangan.
14. Sambungkan pipa-pipa tersebut dengan elbow PVC 3”, kemudian ikatkan pada plastik bak fermentasi biogas dengan cara yang sama dengan pembuatan jalur umpan.
15. Letakan bak fermentasi biogas pada tempat yang telah kita siapkan sebelumnya. Hati-hati dalam peletakan jangan sampai plastik terlipat atau sobek. Untuk memudahkan dalam peletakan kita dapat menggelembungkan plastik terlebih dahulu untuk proses peletakan kemudian kempiskannya kembali.
16. Isikan dengan air sebanyak ¼ kapasitas bak agar bak fermentasi biogas benar-benar duduk sempurna pada posisinya.
17. Sambungkan pipa umpan biogas dengan elbow – pipa – ball valve – pipa, posisikan seperti pada skema tata letak bak pencampur dan fermentasi biogas. Ball valve diletakan sedekat mungking dengan permukaan tanah sehingga memudahkan untuk pengoperasiannya.
18. Buatkan support atau penyangga untuk pipa umpan dan pipa overflow, untuk meminimalisasi pergerakannya dan mencegah kebocoran.
19. Buatkan atap sepanjang bak fermentasi dan tinggikan sedikit daerah sekeliling kubangan untuk menghindari masuknya air hujan kedalam kubangan bak fermentasi biogas dan melindungi bak fermentasi biogas dari kejatuhan benda yang dapat merusak bak fermentasi biogas.

Bak Pencampur Umpan Biogas

Bak pencampur umpan biogas dibuat dari pada batu bata, pasir dan semen dengan ukuran 0.75 x 0.75 meter dan ketinggian 0.25 meter. Bak pencampur ini haruslah di plester dan di aci (dihaluskan dengan semen) agar tidak ada kebocoran. Bak pencampur umpan biogas dibuat sejajar dengan permukaan tanah dengan bagian paling atas dibuat sedikit lebih tinggi dari tanah untuk menghindari masuknya tanah ke dalam bak. Bak pencampur umpan biogas disambungkan dengan jalur buang (selokan) dari kandang sehingga memudahkan kerja pembersihan kandang dan pembuatan campuran umpan biogas. Pada bagian bawah bak pencampur dibuat miring ke salah satu sisi dan dibuatkan kotakan untuk jalur keluar umpan menuju bak fermentasi biogas. Bak pencampuran dibuatkan penutup yan terbuat dari kayu sebagai aspek kebersihan dan keselamatan. Bak ini perlu ditutup ketika tidak sedang melakukan pencampuran umpan biogas. Tutup ball valve pada bagian bawah bak pencampuran umpan biogas setiap kali selesai melakukan pengisian bak fermentasi biogas.

Tabung Penjebak Air dan Pengaman Tekanan Biogas

Seperti namanya tabung ini memiliki 2 fungsi yaitu memisahkan air dari biogas dan melepaskan gas jika tekanan di system instalasi biogas kita memiliki tekanan berlebih. Biogas yang keluar dari bak fermentasi akan selalu memiliki kandungan air, untuk itu air ini harus dipisahkan dari gas karena dapat menghambat proses pembakaran. Tekanan dalam system biogas tidak boleh dibiarkan tinggi, hal ini dapat mengurangi jumlah produksi biogas yang dihasilkan dan merusak instalasi atau peralatan yang ada. Dalam kasus kita hal yang sangat menjadi perhatian adalah kerusakkan bak fermentasi biogas dan tabung penampung biogas yang terbuat dari plastik. 

https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/197811_253140744698074_240898645922284_1142057_4570211_n.jpg

Skema tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas

Berikut ini adalah cara pembuatan tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas :
  1. Ambil botol plastik bekas air minum ukuran 1.5 liter dan buang tutupnya.
  2. Potong horizontal botol plastik air minum 1.5 liter pada bagian 25 cm dari bawah botol.
  3. Pada bagian potongan yang kecil (potongan yang terdapat leher botol) buat 2 buah lubang yang berseberangan sebesar ukuran pipa PVC ½” kira-kira 5 cm dari bawah bekas potongan.
  4. Potong pipa PVC ½” sepanjang 5 cm sebanyak 2 buah dan panjang 23 cm sebanyak 1 buah.
  5. Letakkan tee PVC ½” di tengahnya secara horizontal, sambungkan dengan potongan pipa PVC ½” 5 cm di kanan dan kirinya.
  6. Sambungkan ujung-ujung pipa PVC tersebut dengan socket drat dalam kemudian sambung lagi dengan nipple selang.
  7. Sambungkan pipa PVC ½” 23 cm pada tee PVC dengan pipa menghadap arah yang berlawanan dengan leher botol.
  8. Buat lubang pada potongan botol yang besar, dengan diameter 1.5 cm kira-kira 5 cm dari atas bekas potongan.
  9. Pasang socket drat luar dan gasket dari karet ban dalam pada bagian dalam lubang botol tadi kemudian gasket dan socket drat dalam pada bagian luarnya.
  10. Sambungkan dengan nipel selang.
  11. Sambungkan kembali kedua potongan botol tersebut dengan membuat lubang-lubang kecil dan ikat dengan kawat atau cable ties.
  12. Isikan botol / tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas dengan air hingga luber.

Tabung Penampung Biogas

Tabung penampung biogas kita buat menggunakan plastik PE tubular diameter 100 cm dengan cara pembuatan yang hampir sama dengan pembuatan bak fermentasi biogas. Tabung penampung biogas sebaiknya diletakkan dekat dengan pengguna atau dengan kata lain dekat dengan dapur kita, jika penggunaanya untuk keperluan memasak. Tabung diletakan dibagian luar dapur dan harus terlindung dari sinar matahari langsung atau hujan, sehingga tabung penampung bigas harus diletakkan dilokasi yang beratap.

Berikut cara pembuatan tabung penampung biogas :
  1. Potong plastik PE tubular dengan panjang 11 meter.
  2. Potong pipa PVC ½” dengan panjang 30 cm sebanyak 2 buah.
  3. Potong ban dalam mobil sepanjang 1 meter dengan lebar 2 cm sebanyak 6 buah.
  4. Membuat jalur gas masuk. Kerutkan ujung plastik dan ikatkannya pada potongan pipa PVC dengan menggunakan potongan karet ban dalam.
  5. Sambungkan pipa PVC ½” dengan ball valve PVC ½” - pipa PVC ½” – socket drat dalam – nipel selang.
  6. Buatkan jalur drain pada salah satu sisi lekukan tabung. Cara membuatnya sama dengan pembuatan jalur keluar gas pada bak fermentasi biogas.
  7. Membuat jalur gas keluar, cara melakukannya sama dengan membuat jalur gas masuk.

Setelah kita membuat seluruh peralatan utama dalan system instalasi biogas, maka hal selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah merangkai kesemua peralatan tersebut sampai kepada pengguna terakhir yaitu alat bakar kita atau kompor.

Untuk menghubungkan keseluruhan peralatan kita menggunakan selang ½” yang bagian dalamnya ada serabut, selang ini baik digunakan karena tidak mudah terlipat. Dalam merangkai system biogas ini ada aturan penting yaitu seluruh selang penghubung harus dipasang serong. Hal ini dilakukan agar air yang terkandung dalam biogas tidak bertakung dalam saluran atau selang sehingga menaikan tekanan system, menghambat produksi biogas, menghambat suplai gas ke pengguna akhir dan dapat menyebabkan kegagalan dan kerusakkan system biogas. Ketika selang penghubung sudah tidak dapat lagi dipasang serong yang dikarenakan masalah ketinggian maka inilah tempat dimana tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas perlu dipasang.

Sehingga dari jalur gas keluar bak fermentasi biogas sampai ke tabung penampung biogas yang kita letakan di belakang dapur kita, mungkin akan diperlukan beberapa tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas. Ada satu lagi tempat yang perlu kita pasangi tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas yaitu lokasi terendah pada selang sebelum memasuki alat pembakaran atau kompor kita.

Dalam pengoperasian system biogas ada beberapa hal penting yang menjadi standar prosedur operasi setiap harinya, yaitu:
  1. Melakukan pengisian umpan biogas secara rutin atau setiap hari.
  2. Melakukan pengecekan kebocoran pada bak fermentasi.
  3. Melakukan pengecekan kebocoran pada saluran biogas dan setiap sambungannya.
  4. Melakukan pengecekan keberadaan takungan air sepanjang jalur biogas.
  5. Memastikan level air pada tabung penjebak air dan pengaman tekanan biogas selalu penuh.
  6. Membersihkan dan mengolah hasil buangan bak fermentasi secara rutin atau setiap hari.
  7. Melakukan perbaikan jika ada kesalahan atau kerusakan dalam system.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar